.
Meskipun negara bersaudara itu masih belum cukup sembuh dari perang sarafnya, demi kemanusiaan, semuanya diketepikan.
Kita serumpun, bersaudara dari darah yang jauh, kata Adipura kepada reporter itu. Enggak bisa dipisahkan, air dicencang takkan putus, tambahnya lagi.
Namun, kalau persaudaraan itu semakin menjauh (akibat dari perang saraf), darah yang jauh bisa beku, kata reporter itu pula. Maka bisa saja air dipisahkan kalau sudah beku, sedangkan es kalau dicencang bolehkan putus, tambahnya lagi.
Reporter terus meminta kenyataan akhir dari Adipura, sebagai membalas jasa bantuan bersifat kemanusiaan kepadanya. Sangkeng terimakasihnya kepada negara saudaranya, secara tulus Adipura berkata:
"Bantuan pihak saudara amat gampang. Kami emang benar-benar membutuhkannya... ya, terimakasihlah kepada pihak Malaysia. Anda semua emang butuh dan gampang dalam situasi begini..."
Dan reporter itu pun minggir, permisi... namun pertanyaan masih kekal dalam mindanya, apakah benar masih bersaudara...?
.
6 comments:
eh tak sadis pun... ni boleh komen macam biasa. sepupu saya yang belajar kat indon kata sikkkiiit sangat orang yang ajak berperang tu, tapi dibesar² media (dah agak pun), kebanyakan orang sana pun mengutuk insiden tu
entah la labu, cuba tanya francesco apa pendapat dia
KOG,
Yang sadis tu aku dah anjak ke jumaat/sabtu (scheduled) sebab nak beri laluan entri-entri panas macam ni.. hahaha...
Nak perang???
Hai...kesan gempa bumi pun tak dapat nak diatasi....
.
.
.
.
Bawak bawak mengucap le orang seberang tu..
saudara di kala susah je tu...
Pasal apa ko mencarut..
sebut bu**h banyak2 kali...
Ashley,
Tak leh gak ,kak. Kalau dia org jalan kaki kat Malaysia je, lumat dia org pijak kita... hehehe
TM,
Aku rasa pun macam tu gak le..
Shimi,
Aku tak mencarut. Itu dia org punye statement, lebih kurang macam dalam temuramah dalam Buletin Utama malam tadi... hehehe
Post a Comment