Kisah 2 Ruh...

.


Kisah 2:


Awal pagi menjemput embun turun dari perut langit malam pekat hitam, terkumpul pada juntaian daun-daun serunai laut. Awal pagi itu, Nafs yang an-nass terpisat-pisat bangun dengan kaki menunjal-nunjal selimut pasir putih dan kayu-kayu hanyut yang mereput.


Nafs yang an-nass itu bangun dan menyarungkan pakaian mulkil dari langit yang turun bersama-sama embun, turun bersama-sama dengannya malam tadi.


Pakaian sederhana yang masih putih, yang masih merah, yang masih lutsinar dari segala-gala yang bathil. Pakaian yang hanya tahu menangis, yang hanya tahu tidur dan jaga dan tidur lagi.


Pakaian yang bila digendong, terlalu comel rupanya, cantik dan mongel.

Dan esok lusa dan tulat nanti, apabila dipeluk dan digomol, ia akan merasa apa itu dosa dan apa itu pahala. Akan merasa manisnya dosa dan pahitnya pahala.


Nafs yang an-nass, yang memakainya, sedia untuk serahkannya kepada sesiapa yang ingin memakainya pula. Pakaian sekadar pinjaman, yang turun dengannya bersama-sama embun dari langit malam yang hitam.


Nafs yang an-nass, dengan senang hati, akan memberikan kepada sesiapa untuk merasa, meratah dan menikmati keselesaan pakaiannya itu. Pakaian yang bukan miliknya, pakaian mulkil, yang turun dari langit yang kabir.



Nafs yang an-nass tahu, ia hanya pakaian yang satu hari nanti akan kotor dan akan koyak, dan mungkin akan reput. Dan akan ditinggalkan di tepi gumuk pasir putih dan kayu-kayu hanyut yang mereput itu.



Dan Nafs yang an-nass akan pulang semula ke rumahnya tanpa sebarang pakaian. Bawa pulang kenangan tentang keseronokkan dosa dan kesedihan pahala.






.