Puisi: Hikayat Tok Dalang Tunggal

HIKAYAT TOK DALANG
[13/9/2002 ~ 27/9/2002]
Mari kuperikan kisah sir ini
Biar kau kenal erti inti diri
Nanti kau tahu racana mimpi ini.

Tok Dalang asalnya dari azali
Diperbuatkan pentas menjadi arasyi
Dan cinta dirinya menjadi kursyi.

Ditebarkan alam maya menjadi tabir
Disimbah dengan cahaya yang mengukir
Jadilah wayang yang kabir.

Dari cahaya ukir menjadikan zhil
Tersimbah bayang pada tabir mulkil
Tercipta watak dan cerita dinukil.

Dari ibu jarinya menjadi bayang Rama
dan telunjuknya menjadi bayang Sita
Dibaluti baju jasmani dan mahkota permata.

Dijadikannya Arjuna dari putihnya
Dijadikan Hanuman dari hitamnya
Dihalusi warna untuk bayang keduanya.

Dicampakkan semuanya pada tabir raya
Sembunyilah Tok Dalang, naiklah hijabnya
Pentas bermula gong pun bergema.

Maka digoncang Tok Dalang akan tangannya
Dihembus dupa sakti dan mantera pun dibaca
Pentas hangat dan cerita kini miliknya.

" Berkatalah Rama dengan katanya
Bertingkahlah Arjuna dengan tingkahnya
Dan cinta Sita dengan cintanya juga.
Sesatlah Sita dalam hitam belantara
Mencari Rama tak jumpa dimana
Mujur Arjuna ada membawa pelita.
Jalannya sempit, sulit bicara
Sepanjang jalan onak melata
Sepanjang jalan Hanuman menggoda.
Sita dan Rama takdirnya berjumpa
Kalian pergilah pinta Arjuna
Daerah istana terlarang untuknya.
Kota Raja Mulia pintunya tiada
Pohonlah keduanya pada Raja Mulia
Terbukalah kunci kota dengan rela.
Terpegun keduanya melihat singgahsana
Luas terbentang sejauh pandang mata
Cahayanya indah cukup sekata.
Lupalah Rama pada Sita
Lupalah Sita pada dirinya
Lupalah keduanya akan segalanya ".

Lalu digenggam musnahlah Rama dan Sita
Hilanglah bayang mereka pada tabir fana
Tinggallah Arjuna menghitung cinta.

Pekik Tok Dalang sekuat kuasanya
Lalu digulung tabir penamat cerita
Kini pentas sepi sama pada asalnya.

Berkata Tok Dalang kepada dirinya
Sekarang, siapakah yang masih ada?
Yang benar ada itulah yang ada.

[Hakcipta: Paku Payung]