Cinta si camar putih....

.


Sepasang kekasih di tebing tinggi, ada laut terbentang di sana, ada langit yang mengufuk dan bercantum, ada putih awan dan biru lautan, ada angin menyibak rambut si gadis, amat selalu.


Sayang, ianya tidak lama sebelum si gadis menjadi seekor camar putih, lalu terbang ke langit. Kini si jejaka itu keseorangan. Dakapannya kosong, hanya angin laut menderu dari celah-celah lengannya.


Deburan ombak memutih di bawah sana, keasyikkan camar-camar yang terbang mengulit angin laut, dan dada langit yang bidang di atas menawarkan satu tarikan.


Dia depangkan tangannya sambil mendongak ke dada langit, sambil matanya terpejam, sambil mindanya ligat memaparkan kisah-kisah si camar putih yang terbang tinggi ke awan, sambil menghayati keasyikan segala-galanya.


Keasyikkan itu memberikan sayap-sayap helang pada tangan-tangannya, mengembangkan ekor meraknya. Keasyikkan itu menerbangkannya, menuju ke suara deburan ombak yang memutih, menuju ke biru lautan, kepada batu-batuan, di bawah sana.


Keasyikkan itu turut membawa impiannya terbang ke dada langit yang bidang, ke dada awan, untuk bersatu dengan si camar putih, kekasihnya itu......





.